.

.

Jumat, 01 Juni 2012

Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962


HARGA: Rp.70.000 (blum ongkir)
Kondisi: Buku baru lama di gudang
Dr. Th. Stevens
Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962
tebal: 630 hal.
berat: 0,96 kg
tahun 2004

Dr. Taufik Abdullah, ahli sejarah ternama, sering bergurau bahwa ada History (sejarah) dan ada lebih banyak lagi His Story (ceritanya). Kami ingin meneruskan gurauan ini dengan berkata bahwa ada Sejarah dan ada sejarah. Yakni ada Sejarah Utama yang mengkisahkan pergolakan dan gerakan fokal dari sesuatu masyarakat tetapi ada juga sejarah sampingan yang seakan terpendam dan memang tidak begitu penting pada umumnya namun, pada tempatnya sendiri, memainkan peranan besar dan mempunyai dampak mendalam pada para pelaku dan sekitarnya.

Dr. Stevens menguraikan sejarah suatu tarekat yang khusus terdiri dari pria, yang berkedudukan mapan, pada jaman Hindia Belanda dan beberapa tahun sesudah kemerdekaan. Pada awalnya pergerakan ini hanya beranggotakan pria Eropa, terutama Belanda, dan di kemudian harinya mulailah orang Indonesia masuk-kebanyakannya dari kaum ningrat. Menjelang akhir sejarahnya, tarekat ini menjadi suatu tarekat Indonesia. Pergerakan ini kemudian dibubarkan oleh Soekarno dan kemudian tidak pernah timbul lagi di Indonesia-padahal organisasi yang dibubarkan bersamaan seperti the Rotary Club telah bangkit kembali. Hal ini tidaklah menjadi soal bagi penerbitan buku ini karena Pustaka Sinar Harapan terutama tertarik pada aspek sosial-historis dari tarekat ini di Indonesia.

Ada tiga hal yang menarik dari sejarah organisasi ini. Yang pertama ialah tarekat ini tidak pernah berakar di bumi Indonesia padahal banyak pemimpin Indonesia sebelum Perang Dunia II menjadi anggota malah memegang posisi pimpinan dan banyak pula kaitannya dengan gerakan kemerdekaan dini. Yang kedua ialah bahwa walaupun banyak anggotanya memegang jabatan kunci baik di pihak Belanda maupun di pihak Indonesia, pada umurnnya para anggota tarekat ini tidak dapat berpengaruh di kubunya masing masing apalagi berperan dalam konflik Indonesia- Belanda. Yang ketiga ialah melalui banyak pekerjaan pelayanan masyarakat terutama melalui sekolah sekolahnya yang bermutu tinggi telah terbentuk-mungkin juga dengan tidak sengaja-kawula muda yang nantinya menjadi sebagian dari elite Indonesia modern.

Buku ini merupakan langkah pertama dari Penerbit Pustaka Sinar Harapan untuk memajukan sejarah sampingan Indonesia. Dalam seri ini yang terutama akan ditampilkan ialah karya-karya mengenai jaman kolonial modernâkatakanlah antara tahun1860 sampai normalisasi hubungan setelah Irian Jaya. Penulis yang ditonjolkan bukan saja terdiri dari penulis Belanda, yang digolongkan sebagai penulis Belanda ialah semuanya yang memakai bahasa Belanda, dan penulis lndonesia tetapi juga penulis lainnya di luar ke dua golongan ini.

Dalam konteks ini Pustaka Sinar Harapan berharap menerbitkan buku-buku mcngenai sejarah sesuatu daerah ataupun sejarah; dari organisasi masyarakat; keluarga; biografi, sejarah dan budaya pcrkapalan, dari perusahaan perkebunan serta keluarga-keluarga yang menjalankannya; kemiliteran; kepolisian; pamong praja- Binnenlands Bestuur; kepanduan; golongan Tionghoa; pendidikan; budaya campuran; dan sebagainya; baik yang ditulis dengan kacamata Belanda maupun sudut pandang lainnya. Mungkin karya-karya seperti ini dapat memperkaya khasanah kita dan membantu kita untuk lebih mengerti keseluruhan sejarah kita.



Toenggoel P. Siagian M.S.; M.Ed.

===============================

Direktur- Pustaka Sinar Harapan

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....

Related Post

ShareThis