Harga: Rp.50.000 (blum ongkir)
Eka Kurniawan
Kondisi: LUMAYAN BAGUS. CETAKan II, Jendela September 2002
Tebal: 172 hal
Berat: 0,22 Kg
Dalam definisi Pramoedya, “Realisme sosialis merupakan metode yang meneruskan filsafat materialisme dalam karya sastra serta meneruskan pandangan sosialisme-ilmiah. Dalam menghadapi persoalan masyarakat, realisme sosialis mempergunakan pandangan yang struktural fundamental”.
Ditulis dengan rapi dan terang, telaah Eka Kurniawan menampilkan lintasan sejarah ide “realisme sosialis” dalam polemik yang berlangsung di Uni Soviet di tahun 1920-an sampai dengan tahun 1930-an, menjelang dan sesudah ia dirumuskan. Disinggung pula bagaimana “realisme sosialis” diterima di RRC di bawah Mao Zhe-dong. Terlebih lagi, dalam buku ini kita akan mendapatkan pandangan teoritikus Marxis terkenal, Grigory Lukacs dan salah satu pendiri Partai Komunis yang cemerlang, Leon Trotsky, yang bertentangan dengan “realisme sosialis” yang diresmikan Stalin – satu hal yang tak disebut, apalagi diperbincangkan, Pramoedya. Dalam arti ini, buku Eka Kurniawan bisa jadi pelengkap risalah yang disusun Pramoedya, yang hampir sepenuhnya mengikuti garis rumusan Zhdanov, pejabat tinggi Partai, besan, dan juru sensor Stalin.
Goenawan Mohamad
"Realisme sosialis itu sendiri bukan hanya penamaan satu metode di bidang sastra, tapi lebih tepat dikatakan satu hubungan filsafat, metode penggarapan dengan apresiasi estetiknya sendiri. Penamaan satu politik estetik di bidang sastra yang sekaligus juga mencakup kesadaran adanya front, adanya perjuangan, adanya kawan-kawan sebarisan dan lawan-lawan di seberang garis, adanya militansi, adanya orang-orang yang mencoba menghindari diri dari front ini untuk memenangkan ketakacuhan.”
Pramoedya Ananta Toer
Eka Kurniawan
Kondisi: LUMAYAN BAGUS. CETAKan II, Jendela September 2002
Tebal: 172 hal
Berat: 0,22 Kg
Dalam definisi Pramoedya, “Realisme sosialis merupakan metode yang meneruskan filsafat materialisme dalam karya sastra serta meneruskan pandangan sosialisme-ilmiah. Dalam menghadapi persoalan masyarakat, realisme sosialis mempergunakan pandangan yang struktural fundamental”.
Ditulis dengan rapi dan terang, telaah Eka Kurniawan menampilkan lintasan sejarah ide “realisme sosialis” dalam polemik yang berlangsung di Uni Soviet di tahun 1920-an sampai dengan tahun 1930-an, menjelang dan sesudah ia dirumuskan. Disinggung pula bagaimana “realisme sosialis” diterima di RRC di bawah Mao Zhe-dong. Terlebih lagi, dalam buku ini kita akan mendapatkan pandangan teoritikus Marxis terkenal, Grigory Lukacs dan salah satu pendiri Partai Komunis yang cemerlang, Leon Trotsky, yang bertentangan dengan “realisme sosialis” yang diresmikan Stalin – satu hal yang tak disebut, apalagi diperbincangkan, Pramoedya. Dalam arti ini, buku Eka Kurniawan bisa jadi pelengkap risalah yang disusun Pramoedya, yang hampir sepenuhnya mengikuti garis rumusan Zhdanov, pejabat tinggi Partai, besan, dan juru sensor Stalin.
Goenawan Mohamad
"Realisme sosialis itu sendiri bukan hanya penamaan satu metode di bidang sastra, tapi lebih tepat dikatakan satu hubungan filsafat, metode penggarapan dengan apresiasi estetiknya sendiri. Penamaan satu politik estetik di bidang sastra yang sekaligus juga mencakup kesadaran adanya front, adanya perjuangan, adanya kawan-kawan sebarisan dan lawan-lawan di seberang garis, adanya militansi, adanya orang-orang yang mencoba menghindari diri dari front ini untuk memenangkan ketakacuhan.”
Pramoedya Ananta Toer
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....