TERJUAL
KONDISI: SECOND/ lumayan djadul. ISI DALAM BUKU BANYAK YANG SOBEK, karena hbis di foto copy
BERAT: 0,46 KG
HAL: 349 HAL
Mengambil Pelajaran dari Kontroversi Buku Yamin
Oleh Miftakhul Huda, Redaktur Majalah Konstitusi
Muh
Yamin memang tokoh dengan beragam julukan yang serba besar. Tidak hanya
sebagai ahli konstitusi kenamaan, akan tetapi juga dikenal sebagai
sastrawan. Karya sastranya dapat dijumpai dalam Tanah Air (1922) Indonesia Tumpah Darahku (1928), Ken Arok dan Ken Dedes (1934), Kalau Dewa Tara Sudah Berkata (1932) dan menerjemahkan karya William Shakespeare dan Rabindranath Tagore. Karya sejarah juga dapat ditemui antara lain Sejarab Peperangan Diponegara (1945) dan Gajah Mada (1948), Revolusi Amerika (1951), Atlas Sejarah dan Lukisan Sejarah (1956)
dan lain sebagainya. Selain sastrawan, penggali sejarah, ia juga
seorang politikus, tokoh pergerakan, ahli bahasa, dan piawai dalam
antropologi.
Sekalipun
demikian, sosok Muh Yamin selalui dikelilingi kontroversi. Sejak awal,
perilaku dan karya-karyanya dikagumi orang, tetapi tidak sedikit
dikritik dan bahkan dilecehkan. Contoh saja, pada 1945, ketika ia
menerbitkan buku Gajah Mada yang memuat potret patung Gajah Mada, oleh pengkritiknya dianggap rekaan wajahnya sendiri. Atau buku “6000 Tahun Sang Merah Putih” dianggap
hanya “khayalan“nya sendiri. Namun, pada sisi lain, pengkritiknya
sendiri tidak mampu membuktikan kebenaran sejarah versinya. Bahkan
karya-karya sesudahnya mengenai sejarah dan sastra banyak memperoleh
manfaat dari karya Yamin.
Keandalan
Yamin memang diakui. Sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, menyebutnya
sejarawan Indonesia yang pengaruhnya paling besar. Majalah Tempo edisi
khusus 16 Januari 2000 menyatakan, “Pakar sejarah Taufik Abdullah
menempatkan Yamin sebagai sejarawan terbesar abad ini.” Selain itu, di
tengah hujatan kepadanya sebagai penulis keraton, ada pula yang memuji,
yaitu Hersri Setiawan, yang menyanjung Yamin sebagai “sastrawan yang
perlu diberi tempat istimewa”. Patung Gajah Mada pun sampai saat ini
tidak terdapat pihak yang menunjukkan yang benar yang mana.
***
Buku Yamin yang paling kontroversial sepanjang sejarah adalah buku berjudul lengkap “Naskah Persiapan Undang Undang Dasar 1945, disiarkan dengan dibubuhi tjatatan oleh Prof. Mr. Hadji Muhammad Yamin”.
Buku ini terdiri atas tiga jilid yang diterbitkan pada tahun tidak
bersamaan. Djilid I (1959) yang berisi segala naskah sejak 29 Mei 1945
sampai konstitusi ditetapkan pada 18 Agustus 1945. Selain itu, juga
terdapat naskah lain dari Konstituante I dan lain sebagainya. Djilid II
(1960) beirisi naskah sejak Februari sampai 12 Mei 1959. Sedangkan
Djilid III (1960) mendokumentasikan lanjutan laporan Konstituante sejak
12 Mei sampai dengan 2 Juni 1959.
Uraian selanjutnya dapat diunduh pada: http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.MajalahMK&id=1&aw=1&ak=11
sumber artikel: http://www.miftakhulhuda.com/2010/12/mengambil-pelajaran-dari-kontroversi.html
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....