Judul: ANTARA FAKTA DAN KHAYAL “TUANKU RAO”
Bantahan terhadap tulisan-tulisan Ir. Mangaradja Onggang Parlindungan dalam bukunya“TUANKU
RAO”
OLEH: Prof. Dr. HAMKA
Penerbit: Bulan Bintang
Edisi : Soft Cover
Halaman: 364
Kondisi: Mulus dan bagus.Pakai kertas buram
Tjetakan : Ke – I, 1974
TERJUAL BY JAKARTA
Hamka seorang tokoh besar yang penuh teka-teki. Beliau selaku
seorang ulama, sastrawan, mufassir hingga sejarawan memang pantas menyandang
nama besar karena dedikasi yang tidak ternilai terhadap Islam, dunia sastra
hingga kegiatan jurnalistik di Indonesia. Seorang tokoh yang mempunyai segudang
kepiawaian dalam bidang-bidang kelas berat, suatu karakter yang langka untuk
manusia zaman sekarang. Kepiawaian beliau itu sebanding dengan karya yang
banyak dihasilkannya, banyak dan berbobot. Dalam sastra, kemahirannya merangkai
kata memang khas, tiada yang sepertinya. Dalam agama, kedalaman faham terhadap
kitab-kitab klasik memang patut diajungkan jempol, seorang modern yang mengerti
kepustakaan agama tradisionalism secara tuntas. Begitu pula dalam hal sejarah,
khususnya sejarah Islam, analisa yang mendalam akan sumber-sumber kesejarahan
yang otentik sangat dikuasainya. Khusus untuk bidang terakhir ini, beliau telah
menulis buku sejarah Islam yang berjilid-jilid banyaknya, diberi judul populer
“Sejarah Umat Islam”, sebuah sumbangan bibliografi yang penting halmana di
negeri yang kaya dengan orang besar ini sejarah masih banyak dipertanyakan.
Salah satu karyanya yang cukup mencolok di era-70 itu ialah “Antara
Fakta dan Khayal Tuanku Rao”, sebuah buku bandingan dan koreksian terhadap
fakta-fakta sejarah yang dikemukakan MO Parlindungan dalam buku “Tuanku Rao”.
Dengan kepiawaian merangkai kata dan gaya penyampaiannya yang lugas, disertai
dengan fakta-fakta otentik dari berbagai sumber populer beliau mencoba meruntuh
untaian-untaian cerita yang dibangun dalam “Tuanku Rao”. Tak sekedar bandingan
kering yang dikemukakan beliau, namun juga disertai dengan analisa sejarah yang
tajam, terasa menggelitik, bagi seorang yang tidak pernah belajar history
method dibangku formal ini beliau telah dapat menerapkan kritik sejarah dengan
baik, diakui oleh pakar-pakar sejarah sekarang ketika seminar “Tuanku Rao” di
Pasaman di tahun 2008. Dari buku setebal 365 hal ini, kita akan menemui sosok
dan karakter seorang Hamka secara lebih untuh, melalui cerminan ungkapan
kata-kata yang beliau tulis di tahun 1974 itu.
Adalah Hamka dalam buku polemiknya itu tersirat karakter beliau
selaku orang yang berprinsip, teguh pendirian menguraikan pegangan
sejelas-jelasnya, apa adanya dan sesuai pula dengan fakta-fakta lapangan yang
akurat. Dalam tulisannya tersebut Hamka secara nyata menolak adanya “Syi’ah di
Ulakan”, “Haji Piobang selaku pionir Wahabi yang dikirim ke Minang buat
membikin negara Darul Islam”, “Paderi adalah teror belaka”, “Mazhab Hambali di
Minang” dan lainnya, hal-hal yang tak termakan kaji dan tak ilmiah, prinsip
Hamka. Dalam buku tersebut sangat tercermin keteguhan hati beliau menegakkan
kebenaran menurut yakin hati, bahkan tak segan-segan menyebutkan cerita
Parlindungan hanya sebingkai bualan hampa, tak bernilai ilmiah, muncul dari
imajinasi khayal semata. Begitu keras Hamka menyindir MOP, bukan sindiran
semata-mata benci, tapi sindiran yang timbul dari lubuk kebenaran yang
diteguhkan oleh ilmu pengetahuan yang mendalam adanya.
Selain dari keteguhan prinsip yang tercermin, dalam bukunya juga tak sulit diambil kesimpulan bahwa Hamka memang menguasai medan bahas dengan men-dalam, baik dari segi tertib sejarah, hingga literatur penyelidikan beliau yang sulit untuk dicari titik lemahnya. Di sini tampak betapa tinggi tingkat intelektual beliau, selaku seorang besar yang hanya belajar dari surau ke surau itu. Dalam bantahan pedasnya terhadap fakta-fakta “Tuanku Rao”, nyata sekali penguasaan beliau terhadap literatur-literatur orisinil kesejarahan, cara penyampaian yang lugas sekaligus menggelitik, tak hanya itu bantahannya disampul kuat dengan analisis-analisis sejarah yang tajam, sehingga membuat MOP tak mampu berkutik hingga mempertahankan “Tuanku Rao” dari kritikan Hamka sendiri.
Dalam “Antara Fakta…”, Hamka tak hanya piawai memilih rujukan, tapi juga mampu memadukan bibliografi-bibliografi yang kaya, sehingga menjadi hujjah yang kuat, bukti intelektualitas Hamka. Tak hanya buku-buku lokal yang beliau gunakan sebagai bahan, tapi juga buku-buku Belanda, istimewa dalam sumber-sumber Arab, sebuah kemahiran sejarah yang jarang terwarisi oleh generasi sekarang. Maka keteguhan hati serta intelektualitas Hamka dalam Buku “Antara Fakta…” menjadi cermin sosok Hamka yang seutuhnya, beliau selaku tokoh besar nan jarang tandingannya, ulama masyhur terbilang, hingga sejarawan handal yang kaya dengan dalih dan hujjah.
Selain dari keteguhan prinsip yang tercermin, dalam bukunya juga tak sulit diambil kesimpulan bahwa Hamka memang menguasai medan bahas dengan men-dalam, baik dari segi tertib sejarah, hingga literatur penyelidikan beliau yang sulit untuk dicari titik lemahnya. Di sini tampak betapa tinggi tingkat intelektual beliau, selaku seorang besar yang hanya belajar dari surau ke surau itu. Dalam bantahan pedasnya terhadap fakta-fakta “Tuanku Rao”, nyata sekali penguasaan beliau terhadap literatur-literatur orisinil kesejarahan, cara penyampaian yang lugas sekaligus menggelitik, tak hanya itu bantahannya disampul kuat dengan analisis-analisis sejarah yang tajam, sehingga membuat MOP tak mampu berkutik hingga mempertahankan “Tuanku Rao” dari kritikan Hamka sendiri.
Dalam “Antara Fakta…”, Hamka tak hanya piawai memilih rujukan, tapi juga mampu memadukan bibliografi-bibliografi yang kaya, sehingga menjadi hujjah yang kuat, bukti intelektualitas Hamka. Tak hanya buku-buku lokal yang beliau gunakan sebagai bahan, tapi juga buku-buku Belanda, istimewa dalam sumber-sumber Arab, sebuah kemahiran sejarah yang jarang terwarisi oleh generasi sekarang. Maka keteguhan hati serta intelektualitas Hamka dalam Buku “Antara Fakta…” menjadi cermin sosok Hamka yang seutuhnya, beliau selaku tokoh besar nan jarang tandingannya, ulama masyhur terbilang, hingga sejarawan handal yang kaya dengan dalih dan hujjah.
SUMBER ARTIKEL:
http://surautuo.blogspot.com/2011/04/sosok-hamka-dalam-karyanya-antara-fakta.html?showComment=1330851982235#c6291752901414922921
1 komentar:
Terima kasih atas postingan buku ini, akhirnya saya bisa mencopy cover bukunya. karena cover buku yg ada di Perpustakaan UIN sudah agak kusam
Posting Komentar
Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....