TERJUAL BY JOGJA
Judul: SALAH
ASUHAN
Penulis:
ABDOEL MOEIS
Tebal: 232 hlm.
Penerbit: PERPUSTAKAAN PERGURUAN KEM. P.P. DAN K.
Tahun: Tjetakan Kelima, 1954
Kondisi: Lumayan.
Tahun: Tjetakan Kelima, 1954
Kondisi: Lumayan.
Hanafi dikirim ibunya ke Betawi untuk bersekolah di HBS
(Hoogere Burger School). Walaupun ibu Hanafi hanyalah seorang janda, dia
menginginkan anaknya menjadi orang pandai. Karena itu, ia bermaksud
menyekolahkan Hanafi setinggi-tingginya. Masalah biaya, dia berusaha keras
untuk selalu memenuhinya walaupun harus meminta bantuan kepada mamaknya, Sutan
Batuah.
Selama di Betawi, Hanafi dititipkan pada keluarga
Belanda, sehingga dia setiap hari dididik secara Belanda dan bergaul dengan
orang-orang Belanda.
Pergaulan Hanafi setamat HBS juga tidak terlepas dari
lingkungan orang-orang Eropa. Hal ini karena dia bekerja di kantor asisten
residen di Solok. Dia sangat bangga menjadi orang Belanda walaupun sebenarnya
dia seorang pribumi asli. Gaya hidupnya sangat kebarat-baratan. Bahkan,
terkadang melebihi orang barat yang sebenarnya.
Selama bergaul dengan orang-orang Eropa, Hanafi jatuh
hati pada salah seorang gadis Eropa bernama Corrie. Corrie adalah seorang gadis
indo Perancis-Belanda. Hubungan keduanya memang akrab. Mereka suka mengobrol
berdua. Corrie mau bergaul dengan Hanafi hanya sebatas teman karena mereka
sering bertemu. Namun, bagi Hanafi, hubungan pertemanan itu diartikan lain, dia
merasa bahwa Corrie pun mencintai dirinya seperti yang ia rasakan. Ketika
Hanafi mengemukakan isi hatinya, Corrie menolak secara halus. Corrie merasa
tidak mungkin menjalin hubungan dengan Hanafi karena perbedaan budaya di antara
mereka. Corrie adalah peranakan Eropa, sedangkan Hanafi orang pribumi. Namun,
tampaknya Hanafi tidak mengerti penolakan itu.
Untuk menghindari Hanafi, Corrie pindah ke Betawi. Di
Betawi, dia menegaskan kembali kepada Hanafi mengenai hubungan mereka melalui
surat. Dia meminta Hanafi untuk melupakan dirinya. Menerima surat tersebut,
Hanafi sangat terpukul dan jatuh sakit. Selama sakit, Hanafi banyak mendapatkan
nasehat dari ibunya. Ibunya membujuknya untuk menikahi wanita pribumi pilihan
ibunya, Rapiah.
Perkawinan yang tidak didasari perasaan cinta itu
membuat keluarga Hanafi-Rapiah tidak pernah tenteram. Hanafi sering menyakiti
hati Rapiah, marah-marah, dan memaki-makinya hanya karena persoalan sepele.
Namun, Rapiah tak pernah melawan dan semua perlakuan Hanafi diterimanya dengan
pasrah. Hal itu membuat kagum ibu mertuanya.
Pada suatu hari, Hanafi digigit anjing gila. Dia harus
berobat ke Betawi. Di Betawi, dia bertemu dengan Corrie, gadis yang selalu
dirindukannya. Hanafi berusaha keras untuk memperoleh Corrie. Dia segera
mengurus surat-surat untuk memperoleh hak sebagai orang Belanda. Setelah
surat-surat tersebut selesai, dia memohon Corrie agar bersedia bertunangan
dengannya. Karena rasa ibanya kepada Hanafi, dengan berat hati Corrie menerima
permintaan Hanafi. Corrie tahu, bahwa pertunangan itu akan membuat dirinya
dijauhi oleh teman-teman Eropanya.
Pesta pertunangan itu dilaksanakan di rumah seorang
teman Belanda Corrie. Tuan rumah itu tidak begitu ramah menyambut pertunangan
mereka. Dia tidak suka melihat dan bergaul dengan orang Belanda berkulit sawo
matang. Namun, pertunangan itu tetap dilaksanakan dalam suasana hambar.
Sementara itu, Rapiah dan ibunya tetap menunggu
kedatangan Hanafi di kampungnya, walaupun mereka telah mengetahui bahwa Hanafi
akan menikah dengan Corrie. Walau ditinggalkan suaminya, Rapiah masih tetap
tinggal bersama mertuanya. Hal itu atas permintaan ibu Hanafi. Dia menyayangi
Rapiah melebihi rasa sayangnya kepada Hanafi. Dia kagum atas kesabaran dan
kesetiaan Rapiah terhadap anaknya. Padahal perlakuan Hanafi terhadap Rapiah
sangat keterlaluan, namun Rapiah selalu memaafkannya.
Sementara itu, rumah tangga Hanafi dan Corrie tidak
seperti yang mereka harapkan. Sedikit pun tidak ada ketentraman dan kedamaian
yang sebelumnya mereka harapkan. Keluarga mereka dijauhi oleh teman-teman
mereka sendiri. Keduanya hidup dalam kondisi yang membingungkan. Bangsa Eropa
tidak mengakui mereka. Demikian pula, bangsa Hanafi tidak mengakuinya karena
keangkuhan dan kesombongan Hanafi.
SUMBER ARTIKEL:
http://akucreative.blogspot.com/2011/04/46-salah-asuhan.html
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....