-->
Cover yang asli masih ada |
Judul : TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
Penulis : HAMKA
DINAS PENERBITAN PUSTAKA DJAKARTA
Djetakan KE- IX 1959
Djetakan KE- IX 1959
Percetakan Balai Pustaka Djakarta
TIPIS : 200 Halaman
Soft Cover
Buku Bekas Orang
TIPIS : 200 Halaman
Soft Cover
Buku Bekas Orang
KONDISI :
Lumayan Baik. Buku dijlid kembali dan ditambahi foto copy cover depan berwarna krem dan cover yg kedua adalah cover aslinya berwarna orange. Dikarenakan sisi2 buku dulunya keropos dimakan kutu, akhirnya sisi2nya di potong agar rapid an tidak merembet keroposnya. Hasilnya sesuai di foto
TERDJUAL BY TANGSEL
Cover foto copy |
Halaman dalam |
Sinopsis
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Hamka
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Hamka
Novel ini menceritakan kisah cinta sepasang remaja yang penuh rintangan. Seorang pemuda keturunan Minang, anak perkawinan campuran Minang-Mengkasar bernama Zainuddin mencintai wanita Minang dari Batipuh yang bernama Hayati. Percintaan mereka tidak direstui oleh keluarga Hayati. Hal itu karena Zainuddin hanyalah seorang anak pisang yang tidak bersuku, sedangkan Hayati adalah wanita bersuku dari keluarga terpandang.
Zainuddin diusir secara halus oleh paman Hayati dari Batipuh, Minankabau. Esok paginya, ketika Zainuddin akan berangkat menuju Padang Panjang, ia bertemu Hayati di tengah perjalanan. Hayati sengaja menunggu Zainuddin untuk mengucapkan salam perpisahan. Pada kesempatan itu, Hayati berjanji akan tetap mencintai Zainuddin dan setia menunggu sampai kapan pun. Mereka berdua bersepakat untuk saling berkirim surat.
Tak lama, Hayati dilamar oleh Aziz, kakak Khadijah. Khadijah adalah sahabat Hayati dari Padang Panjang. Bersamaan dengan itu, Zainuddin pun melamar Hayati melalui surat. Namun, setelah diadakan rapat ninik-mamak, lamaran Azizlah yang diterima. Hal itu berdasarkan pertimbangan bahwa Aziz berasal dari keluarga termasyur dan berpangkat, apalagi punya pekerjaan tetap. Kemudian, dikirimlah surat penolakan lamaran kepada Zainuddin. Khadijah pun mengirim surat kepada Zainuddin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati akan segera menikah dengan Aziz sehingga Khadijah meminta Zainuddin untuk melupakan Hayati.
Awalnya Zainuddin menyangka Hayati dipaksa menikah dengan Aziz, namun setelah menerima surat dari Hayati yang mengatakan bahwa Hayati menerima lamaran Aziz atas kemauannya sendiri, Zainuddin merasa kecewa. Ia tidak menyangka, Hayati akan melupakan janjinya. Akhirnya, ia jatuh sakit selama dua bulan.
Awalnya Zainuddin menyangka Hayati dipaksa menikah dengan Aziz, namun setelah menerima surat dari Hayati yang mengatakan bahwa Hayati menerima lamaran Aziz atas kemauannya sendiri, Zainuddin merasa kecewa. Ia tidak menyangka, Hayati akan melupakan janjinya. Akhirnya, ia jatuh sakit selama dua bulan.
Setelah sembuh, sahabat karib Zainuddin, Muluk, memberinya saran untuk mencari kesibukan agar bisa melupakan Hayati. Kemudian, untuk mengobati kesedihannya, ia pergi ke Pulau Jawa ditemani Muluk. Di sana ia mengembangkan bakat mengarangnya. Kariernya di Surabaya sukses. Ia menjadi sastrawan dan dramawan terkenal. Sementara itu, Hayati juga berada di Surabaya mengikuti suaminya bekerja.
Suatu hari mereka bertemu dengan Zainuddin pada acara pertunjukkan sandiwara dari Club Anak Sumatera. Sejak pertemuan itu, Zainuddin bersahabat baik dengan Aziz dan Hayati.
Suatu hari mereka bertemu dengan Zainuddin pada acara pertunjukkan sandiwara dari Club Anak Sumatera. Sejak pertemuan itu, Zainuddin bersahabat baik dengan Aziz dan Hayati.
Makin hari Aziz mulai menunjukkan kelakuan buruknya. Bahkan, Aziz kadang-kadang berani menyakiti hati Hayati. Bisa dikatakan rumah tangga mereka nyaris berada di jurang perpecahan. Aziz senang berjudi dan main perempuan sehingga ia dipecat dari pekerjaannya dan rumahnya disita.
Karena tidak ada tempat terdekat yang bisa dituju, mereka terpaksa menumpang di rumah Zainuddin untuk sementara. Aziz pergi ke Banyuwangi untuk mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati sampai ia mendapat pekerjaan. Tak lama, datang berita tentang Aziz bunuh diri di sebuah hotel. Di dekat mayat Aziz ditemukan surat untuk Zainuddin. Isinya menerangkan bahwa Aziz ingin mengembalikan Hayati kepada Zainuddin.
Karena tidak ada tempat terdekat yang bisa dituju, mereka terpaksa menumpang di rumah Zainuddin untuk sementara. Aziz pergi ke Banyuwangi untuk mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati sampai ia mendapat pekerjaan. Tak lama, datang berita tentang Aziz bunuh diri di sebuah hotel. Di dekat mayat Aziz ditemukan surat untuk Zainuddin. Isinya menerangkan bahwa Aziz ingin mengembalikan Hayati kepada Zainuddin.
Zainuddin tidak bisa menerima Hayati sebagai istrinya karena Hayati pernah mengkhianati dan menyakitinya. Meskipun Hayati telah meminta maaf dan bersikeras akan tetap tinggal di rumah Zainuddin, Zainuddin tetap pada pendiriannya.
Akhirnya, Hayati dipulangkan ke kampung halamannya. Sebelum pergi dari rumah Zainuddin, Hayati berusaha menulis surat untuk Zainuddin. Kemudian, ia diantarkan oleh Muluk sampai ke pelabuhan. Sebelum naik kapal van der wijck, ia menitipkan surat itu kepada Muluk.
Akhirnya, Hayati dipulangkan ke kampung halamannya. Sebelum pergi dari rumah Zainuddin, Hayati berusaha menulis surat untuk Zainuddin. Kemudian, ia diantarkan oleh Muluk sampai ke pelabuhan. Sebelum naik kapal van der wijck, ia menitipkan surat itu kepada Muluk.
Setelah membaca surat Hayati, Zainuddin menyadari bahwa cinta Hayati masih tulus. Ia pun berniat akan mengajak Hayati kembali ke rumahnya. Zainuddin segera menyusul Hayati. Akan tetapi, sirnalah harapannya Karena kapal yang ditumpangi Hayati tenggelam. Akibat kecelakaan itu, Hayati meninggal. Tak lama, Zainuddin pun jatuh sakit sampai akhirnya meninggal, menyusul cinta sejatinya.
Source: http://akbideryfajarwati.blogspot.com/2012/01/sinopsis-novel-tenggelamnya-kapal-van.html
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....