Sisi lain Syekh Siti Jenar : cikal bakal ajaran Kejawen / Drs. Soesilo. |
Harga: Rp.45.000 (blum ongkir)
Kondisi: Bagus.
Sisi lain Syekh Siti Jenar : cikal bakal ajaran Kejawen / Drs. Soesilo.
Cet. 1.
tebal: xxvi, 230 p. ; 20 cm.
Published: Malang : Yayasan Yusula, 2007.
Ajaran Siti Jenar memahami Tuhan sebagai ruh yang tertinggi, ruh maulana yang utama, yang mulia yang sakti, yang suci tanpa kekurangan. Itulah Hyang Widhi, ruh maulana yang tinggi dan suci menjelma menjadi diri manusia.
Hyang
Widhi itu di mana-mana, tidak di langit, tidak di bumi, tidak di utara
atau selatan. Manusia tidak akan menemukan biarpun keliling dunia. Ruh
maulana ada dalam diri manusia karena ruh manusia sebagai penjelmaan ruh
maulana, sebagaimana dirinya yang sama-sama menggunakan hidup ini
dengan indera, jasad yang akan kembali pada asalnya, busuk, kotor,
hancur, tanah. Jika manusia itu mati ruhnya kembali bersatu ke asalnya,
yaitu ruh maulana yang bebas dari segala penderitaan. Lebih lanjut Siti
Jenar mengungkapkan sifat-sifat hakikat ruh manusia adalah ruh diri
manusia yang tidak berubah, tidak berawal, tidak berakhir, tidak
bermula, ruh tidak lupa dan tidak tidur, yang tidak terikat dengan
rangsangan indera yang meliputi jasad manusia.
Syeh Siti Jenar mengaku bahwa, “aku adalah Allah, Allah adalah aku”. Lihatlah, Allah ada dalam diriku, aku ada dalam diri Allah. Pengakuan
Siti Jenar bukan bermaksud mengaku-aku dirinya sebagai Tuhan Allah Sang
Pencipta ajali abadi, melainkan kesadarannya tetap teguh sebagai
makhluk yang diciptakan Tuhan. Siti Jenar merasa bahwa dirinya bersatu
dengan “ruh” Tuhan. Memang ada persamaan antara ruh manusia dengan “ruh”
Tuhan atau Zat. Keduanya bersatu di dalam diri manusia. Persatuan
antara ruh Tuhan dengan ruh manusia terbatas pada persatuan manusia
denganNya. Persatuannya merupakan persatuan Zat sifat, ruh bersatu
dengan Zat sifat Tuhan dalam gelombang energi dan frekuensi yang sama.
Inilah prinsip kemanunggalan dalam ajaran tentang manunggaling kawula Gusti atau jumbuhing kawula Gusti. Bersatunya dua menjadi satu, atau dwi tunggal. Diumpamakan wiji wonten salebeting wit.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....