Buku "Bung Karno - Penjambung Lidah Rakjat Indonesia" karya Cindy Adams ,
. Merupakan otobiografi terjemahan dari buku "Sukarno, an auto biography as told to Cindy Adams" edisi amerika serikat yang diterbitkan oleh The Bobbs Merrill Company Inc.,New York tahun 1965.
Buku langka yang layak untuk dikoleksi
Penerbit: PT gunung Agung DJAKARTA MCMLXVI
Edisi : Soft Cover
Halaman: 470
Bahasa: Indonesia Ejaan Lama
Alih Bahasa: Major ABDUL BAR SALIM
Cetakan : Pertama th 1966
TERJUAL
HARGA: Rp.150.000 (blum ongkir)Kondisi: bagus MULUS, eks kolpri
TJARA jang paling mudah untuk melukiskan tentang diri Sukarno ialah dengan menamakannja seorang jang maha-pentjinta. Ia mentjintai negerinja, ia mentjintai rakjatnja, ia mentjintai wanita, ia mentjintai seni dan melebihi daripada segala-galanya ia tjinta kepada dirinya sendiri.
Sukarno
adalah seorang manusia perasaan. Seorang pengagum. Ia menarik napas
pandjang apabila menjaksikan pemandangan jang indah. Djiwanja bergetar
memandangi matahari terbenam di Indonesia. Ia menangis dikala
menjanjikan lagu spirituil orang negro.
Orang
mengatakan bahwa Presiden Republik Indonesia terlalu banjak memiliki
darah seorang seniman."Akan tetapi aku bersjukur kepada Jang Maha
Pentjipta, karena aku dilahirkan dengan perasaan halus dan darah seni.
Kalau tidak demikian, bagaimana aku bisa mendjadi Pemimpin Besar
Revolusi, sebagairnana 105 djuta rakjat menjebutku ? Kalau tidak
demikian, bagairnana aku bisa memimpin bangsaku untuk merebut kembali
kemerdekaan dan hak-azasinja, setelah tiga setengah abad dibawan
pendjadjahan Belanda? Kalau tidak demikian bagaimana aku bisa
mengobarkan suatu revolusi ditahun 1945 dan mentjiptakan suatu Negara
Indonesia jang bersatu, jang terdiri dari pulau Djawa, Bali, Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan bagian lain dari Hindia
Belanda ?
Irama
suatu-revolusi adalah mendjebol dan membangun. Pernbangunan menghendaki
djiwa seorang arsitek. Dan didalam djiwa arsitek terdapatlah
unsur-unsur perasaan dan djiwa seni. Kepandaian memimpin suatu revolusi
hanja dapat ditjapai dengan rnentjari ilham dalam segala sesuatu jang
dilihat. Dapatkah orang memperoleh ilham dalam sesuatu, bilamana ia
bukan seorang manusia-perasaan dan bukan manusia-seni barang sedikit ?
Namun
tidak setiap arang setudju dengan gambaran Sukarno tentang diri
Sukarno. Tidak semua orang menjadari, bahwa djalan untuk mendekatiku
adalah semata-mata melalui hati jang ichlas. Tidak semua orang
menjadari, bahwa aku ini tak ubahnja seperti anak ketjil. Berilah aku
sebuah pisang dengan sedikit simpati jang keluar dari lubuk-hatimu,
tentu aku akan mentjintaimu untuk selama-lamanja.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa menuliskan sedikit komentar ya....? banyak juga boleh..........thanks.....