Harga: Rp.50.000 (blum ongkir)
tebal: 101 hal
kondisi:lumayan, 1975
berat: 0,11 kg
Sejak masa pertumbuhannya serta perkembangannya Pesantren Zainul Hasan
Genggong lebih dikenal dengan sebutan Pondok Genggong,nama Genggong ini
ini khusus untuk menyebutkan nama komplek pondok itu saja, yang luasnya
dibatasi oleh pagar keliling dimana Al-Marhum KH. Zainal Abidin
bermukim. Kata Genggong berasal dari nama sekuntum bunga yang banyak
tumbuh dalam pekarangan tersebut, menurut legenda bunga itu di
pergunakan oleh banyak orang sekitarnya untuk merias pengantin, khitan
(Sunatan) dan keperluan pengantin lainnya. Kemudian mengingat besar arti
dan fungsi bunga itu bagi masyarakat sekitarnya, maka diabadaikannya
nama bunga itu menjadi nama pondok tersebut, yaitu Pondok Genggong.
Pesantren Zainul Hasan, sejak pertumbuhannya telah mengalami tiga kali
pergantian nama yang bermotifkan kepada sejarah pertumbuhan
Pesantren serta pengaruh sekitarnya dan gagasan adanya keinginan untuk
mengabadikan para pendiri Pesantren Zainul Hasan sebelumnya. Perubahan
nama ini terjadi pada periode kepemimpinan KH. Hasan Saifouridzall
dengan ketetapan sebagai berikut :
Nama Pondok Genggong
diabadikan sejak kepemimpinan KH. Zainul Abidin sampai kepemimpinan KH.
Moh. Hasan dari tahun 1839 M sampai tahun 1952.
Pada tahu 1952
pada masa kepemimpinan KH. Hasan Saifouridzall diganti dengan nama
asrama pelajar Islam Genggong (APIG) dengan latar belakang berdirinya
asrama yang ditempati para santri dan bertambahnya jumlah santri pada
masa itu. Nama ini dipakai dari tahun 1952 Masehi – 1959 Masehi.
Pada tahun 1959 timbul gagasan untuk merubah nama Pondok dengan motif
timbulnya dorongan rasa ingin mengabdi kepada kedua tokoh sebelumnya
yang telah berhasil mengorbitkan nama pondok Genggong dikalangan
masyarakat luas. Maka sejak tanggal 1 Muharrom 1379 H. / 19 Juli 1959 M.
dalam pertemuan dewan pengurus, Al-Mukarrom KH. Hasan Saifouridzall
telah menetapkan perubahan nama asrama pelajar Islam Genggong (APIG)
menjadi Pesantren Zainul Hasan tersebut, adalah hasil perpaduan nama
dari tokoh sebelumnya dimana kata “ZAINUL” diambil dari nama Almarhum
KH. Zainul Abidin dan kata “HASAN” diambil dari nama Al-Marhum KH. Moh.
Hasan, sebagai pembina kedua.